Bandarlampung - Masyarakat yang bermukim di kawasan Register 45 Kampung Moromoro Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung dipastikan bisa mencoblos Pemilu 9 April 2014, dan logistik pemilu berupa formulir undangan pemilih dibagikan Senin (7/4).
"Undangan diterima Senin, mengingat tiba di Panitia Pemilihan Kecamatan agak terlambat pada Jumat (4/4), namun semua warga sudah terdaftar," kata petugas Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Gedung Boga, salah satu desa yang dihuni warga Moromoro Register 45 memilih, Eko Widianto, di Mesuji, Minggu.
Jumlah pemilih yang berasal dari kawasan konflik Moromoro sekitar 2.000-an orang, dan akan memiliki pada dua desa tetangga yaitu Gedung Boga dan Boko.
"Terdapat 20 TPS yang tersebar pada dua desa tersebut, dan mereka akan melaksanakan hak politik di sana," kata dia lagi.
TPS tersebut tersebar menjadi 9 TPS di Desa Gedung Boga, dan 11 TPS di Desa Boko Poso Kecamatan Way Serdang Kabupaten Mesuji.
Menurut Eko, peran aktif warga Moromoro dalam pemilu kali ini sangat baik, bahkan mereka berinisiatif melakukan debat caleg di desa mereka.
"Antusiasme mereka sangat baik, dan ini merupakan hal yang sangat bagus," kata dia lagi.
Sekitar 2.000-an warga yang tinggal di kawasan Register 45 Kampung Moromoro, Mesuji untuk pertama kalinya mendapatkan hak pilih dalam Pemilu 2014 ini, setelah sekitar 10 tahun mereka tidak mendapatkan hak politik tersebut.
"Buat kami Pemilu 2014 ini adalah hal yang istimewa, mengingat hak-hak konstitusional kami akhirnya diakui setelah diabaikan selama 10 tahun. Ini membuktikan bahwa perjuangan kami selama ini dalam menuntut pemenuhan hak-hak dasar warga negara adalah legal dan konstitusional," kata Humas Persatuan Petani Moromoro Way Serdang (PPMWS) Eko Badai.
Menurut Eko, potensi dan kesadaran politik warga Moromoro sangat tinggi, dan suara mereka bisa menyumbang satu kursi bagi siapa pun calon legislatif yang berhasil mengambil hati mereka.
Meski demikian, dia meyakinkan tidak ada satu pun dari warga yang rela menjual suara mereka.
Hal tersebut terbukti dengan penolakan warga menerima sumbangan dari pihak mana pun untuk operasional penyelenggaraan Debat Caleg yang diselenggarakan di kampung mereka ini pada Sabtu (5/4) lalu.
"Kami melakukan secara swadaya dan murni atas inisiatif warga, artinya warga hanya akan memilih caleg yang betul-betul ingin bekerja keras meningkatkan harkat hidup mereka," kata dia lagi.