Bandarlampung - Harga biji kopi asalan di tingkat petani Lampung kini mencapai Rp17.000 per kilogram atau sama seperti pekan lalu.
"Bahkan harga biji kopi di gudang eksportir lebih tinggi; mencapai Rp18.000--Rp19.000 per kilogram, tergantung kualitas dan kadar airnya," kata petani kopi Desa Tegal Binangun Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus, Suyanto, saat dihubungi dari Bandarlampung, seperti dikutip Antara, Rabu.
Ia menyebutkan harga kopi sekarang bertahan tinggi mengingat musim panen belum berlangsung, sedangkan barang sedikit sementara permintaan konsumen meningkat.
Harga kopi di gudang eksportir untuk kualitas baik, lanjutnya, saat ini mencapai Rp18.500/kg untuk kadar air 12 persen, sedangkan kadar air 11 persen mencapai Rp19.000/kg.
"Di gudang Nestle harga kopi tercatat Rp18.000 hingga Rp19.000/kg tergantung mutu dan kadar airnnya," kata ketua kelompok tani Dunia Baru itu.
Terkait panen raya ia memperkirakan akhir Juni 2013 dan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Saat ini buah kopi sudah membesar dan akan memasuki masa panen.
Suyanto mengatakan bahwa produktivitas tanaman kopi di Kabupaten Tanggamus dan sekitarnya mencapai 1,2 ton per hektare dan panen raya pada tahun ini diperkirakan naik bila dibandingkan musim panen sebelumnya yang hanya 900 kilogram/ha.
"Selain perlakukan terhadap tanaman, kenaikan produksi itu juga karena curah hujan di dataran rendah seperti Tanggamus tidak terlalu ekstrem bila dibandingkan di dataran tinggi di Kabupaten Lampung Barat, sehingga bakal buah tumbuh dengan baik," jelasnya.
Sementara itu, petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mengatakan panen kopi tahun ini diperkirakan menurun bila dibandingkan musim sebelumnya karena faktor cuaca ekstrem berupa hujan deras melanda kawasan itu sejak beberapa bulan lalu.
Petani kopi di Waytenong Lampung Barat Sunyoto mengatakan hujan deras yang terjadi di daerah itu beberapa waktu lalu menyebabkan buah kopi yang rontok.
"Intensitas hujan di Lampung Barat cukup tinggi beberapa waktu lalu terutama pada malam hari, sehingga merontokkan buah tanaman kopi hingga 50 persen," katanya.
Ia menyebutkan berdasarkan pemantaun di sejumlah sentra perkebunan kopi petani Lampung Barat, akibat hujan deras tersebut tidak hanya merontokkan bakal buah tetapi juga buah kopi yang telah membesar dan siap panen pada Juni ini.
Hujan deras terutama pada malam hari lanjutnya, dapat merusak buah kopi dan menyebabkan adanya jamur sehingga kualitasnya kurang bagus. Selain itu juga merusak cabang pohon yang berisi buah kopi sehingga petani terpaksa memangkas atau menebangnya.
Padahal, lanjut dia, petani baru saja memupuk tanaman kopi tersebut agar buah kopi tumbuh dengan baik dan lebat serta dapat dipanen tepat waktu.
Menurut dia, hasil panen kopi di wilayah Lampung Barat diperkirakan menurun hingga 50 persen bila dibandingkan tahun lalu menyusul rontoknya buah kopi akibat hujan deras yang terjadi di kawasan ini.
Sunyoto yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Lestari Waytenong itu menjelaskan bahwa pada tahun 2012 rata-rata hasil panen kopi di Lampung Barat mencapai 1,5 ton per hektare. Namun pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai 780 kilogram per hektare.
Ia juga menjelaskan harga biji kopi saat ini cukup bagus antara Rp19.000-Rp19.500 per kilogram di gudang eksportir. Sedangkan di tingkat petani harga biji kopi asalan mencapai Rp16.500-Rp17.000/kg. Namun demikian petani sekarang merugi akibat tanaman kopinya banyak yang gagal panen.
"Bahkan harga biji kopi di gudang eksportir lebih tinggi; mencapai Rp18.000--Rp19.000 per kilogram, tergantung kualitas dan kadar airnya," kata petani kopi Desa Tegal Binangun Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus, Suyanto, saat dihubungi dari Bandarlampung, seperti dikutip Antara, Rabu.
Ia menyebutkan harga kopi sekarang bertahan tinggi mengingat musim panen belum berlangsung, sedangkan barang sedikit sementara permintaan konsumen meningkat.
Harga kopi di gudang eksportir untuk kualitas baik, lanjutnya, saat ini mencapai Rp18.500/kg untuk kadar air 12 persen, sedangkan kadar air 11 persen mencapai Rp19.000/kg.
"Di gudang Nestle harga kopi tercatat Rp18.000 hingga Rp19.000/kg tergantung mutu dan kadar airnnya," kata ketua kelompok tani Dunia Baru itu.
Terkait panen raya ia memperkirakan akhir Juni 2013 dan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Saat ini buah kopi sudah membesar dan akan memasuki masa panen.
Suyanto mengatakan bahwa produktivitas tanaman kopi di Kabupaten Tanggamus dan sekitarnya mencapai 1,2 ton per hektare dan panen raya pada tahun ini diperkirakan naik bila dibandingkan musim panen sebelumnya yang hanya 900 kilogram/ha.
"Selain perlakukan terhadap tanaman, kenaikan produksi itu juga karena curah hujan di dataran rendah seperti Tanggamus tidak terlalu ekstrem bila dibandingkan di dataran tinggi di Kabupaten Lampung Barat, sehingga bakal buah tumbuh dengan baik," jelasnya.
Sementara itu, petani kopi di Kabupaten Lampung Barat mengatakan panen kopi tahun ini diperkirakan menurun bila dibandingkan musim sebelumnya karena faktor cuaca ekstrem berupa hujan deras melanda kawasan itu sejak beberapa bulan lalu.
Petani kopi di Waytenong Lampung Barat Sunyoto mengatakan hujan deras yang terjadi di daerah itu beberapa waktu lalu menyebabkan buah kopi yang rontok.
"Intensitas hujan di Lampung Barat cukup tinggi beberapa waktu lalu terutama pada malam hari, sehingga merontokkan buah tanaman kopi hingga 50 persen," katanya.
Ia menyebutkan berdasarkan pemantaun di sejumlah sentra perkebunan kopi petani Lampung Barat, akibat hujan deras tersebut tidak hanya merontokkan bakal buah tetapi juga buah kopi yang telah membesar dan siap panen pada Juni ini.
Hujan deras terutama pada malam hari lanjutnya, dapat merusak buah kopi dan menyebabkan adanya jamur sehingga kualitasnya kurang bagus. Selain itu juga merusak cabang pohon yang berisi buah kopi sehingga petani terpaksa memangkas atau menebangnya.
Padahal, lanjut dia, petani baru saja memupuk tanaman kopi tersebut agar buah kopi tumbuh dengan baik dan lebat serta dapat dipanen tepat waktu.
Menurut dia, hasil panen kopi di wilayah Lampung Barat diperkirakan menurun hingga 50 persen bila dibandingkan tahun lalu menyusul rontoknya buah kopi akibat hujan deras yang terjadi di kawasan ini.
Sunyoto yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Lestari Waytenong itu menjelaskan bahwa pada tahun 2012 rata-rata hasil panen kopi di Lampung Barat mencapai 1,5 ton per hektare. Namun pada tahun ini diperkirakan hanya mencapai 780 kilogram per hektare.
Ia juga menjelaskan harga biji kopi saat ini cukup bagus antara Rp19.000-Rp19.500 per kilogram di gudang eksportir. Sedangkan di tingkat petani harga biji kopi asalan mencapai Rp16.500-Rp17.000/kg. Namun demikian petani sekarang merugi akibat tanaman kopinya banyak yang gagal panen.