Bandarlampung - Keberadaan sampah di Kota Bandarlampung perlu mendapatkan perhatian agar dapat dikembangkan menjadi industri dengan potensi pasar yang besar, kata Humas Mercy Corps Indonesia, Stella Yovita Arya Puteri, di Bandarlampung, Rabu.
"Apabila dikelola dengan baik, sampah di Kota Bandarlampung ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," kata dia pula.
Mercy Corps Indonesia pada Jumat (26/9) akan menggelar "Kajian Trash to Cash" yang dirancang dengan strategis dalam rangka mengatasi tiga tantangan utama yang dihadapi masyarakat Kota Bandarlampung sejak 2010.
Menurut dia, kajian tersebut dilakukan secara bertahap, mulai dari studi kelayakan, lokakarya, kunjungan belajar, hingga penyusunan rencana bisnis.
"Proses kajian awal kelayakan Bank Sampah menunjukkan bahwa limbah industri merupakan salah satu sektor yang cukup besar dan luas di Kota Bandarlampung terwakili dari skala kecil (rumah tangga), menengah, maupun skala besar (perusahaan)," katanya lagi.
Stella menambahkan, hasil studi disampaikan dalam lokakarya bersama Pemerintah Kota Bandarlampung dan perwakilan masyarakat untuk merumuskan rencana bisnis Bank Sampah di Bandarlampung.
"Melalui lokakarya, terpilih 13 orang peserta untuk menjadi agen perubahan yang akan melaksanakan percontohan Bank Sampah di Bandarlampung," katanya menjelaskan.
Kelurahan Panjang, Bumiwaras, dan Kotakarang, ujar Stella menambahkan, menjadi kelurahan terpilih untuk percontohan Bank Sampah berdasarkan kepadatan penduduk yang bermukim di wilayah pesisir, volume sampah yang dihasilkan, dan kompetensi masyarakat setempat.
"Pada bulan September ini, rangkaian proses kajian Bank Sampah mencapai akhir," ujarnya lagi.