Kalianda, Lampung Selatan - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung membangun 12 pasar desa dan pasar pemda yang tersebar di daerah setempat untuk mendukung kemudahan masyarakat dalam bertransaksi.
"Keberadaan pasar ini nantinya akan meningkatkan perputaran perekonomian masyarakat Lampung Selatan," kata Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, di Kalianda, Selasa 18/2).
Ia menyatakan, pembangunan pasar tersebut merupakan usulan atau permintaan masyarakat sejak beberapa waktu lalu, dan selanjutnya pasar itu untuk masyarakat itu sendiri.
Karena itu, kata dia lagi, diharapkan semua pihak ikut memelihara dengan baik keberadaan pasar tersebut, dengan menjaga bangunannya, serta menjaga kebersihan dan sanitasi secara baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitarnya.
Kepala Dinas Koperindag Lampung Selatan Sri Hartati menjelaskan bahwa pembangunan 12 pasar itu dilakukan secara bertahap sejak tahun 2010 sampai 2013 dengan ditopang pembiayaannya dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) bernilai total sekitar Rp36,5 miliar lebih termasuk untuk pembangunan dua resi gudang.
"Pembangunan pasar-pasar desa dan pasar pemda itu menelan dana sekitar Rp20,9 miliar, sedangkan pembangunan resi gudang Rp15,5 miliar," katanya lagi.
Dia menyebutkan, pasar-pasar itu tersebar di sejumlah desa, seperti Pasar Desa Kertosari, Pasar Desa Bumi Daya, Pasar Pemda Margodadi, Pasar Desa Sripendowo, Pasar Desa Branti Raya, Pasar Desa Sumber Agung, Pasar Desa Suka Raja, Pasar Desa Sukatani, Pasar Desa Bandar Rejo, Pasar Pemda Natar, dan pasar itu lainnya.
"Sampai saat ini Pemkab Lampung Selatan telah memiliki sekitar 57 pasar, 48 pasar desa, sembilan pasar pemda, dan dua resi gudang," ujarnya lagi.
Rycko juga berharap, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik pasar tersebut, agar dapat menjadi salah satu pendorong peningkatan roda perekonomian masyarakat dengan fasilitas memadai, serta untuk dapat bersaing dengan pasar modern yang saat ini berkembang pesat.
Ia menjelaskan pula, pembangunan gedung sistem resi gudang (SRG) terletak di Desa Titiwangi Kecamatan Candipuro, dan Gudang Pusat Distribusi Regional (GPDR) dengan dana pembangunan dari DAK Kementerian Perdagangan.
"Keberadaan pasar ini nantinya akan meningkatkan perputaran perekonomian masyarakat Lampung Selatan," kata Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, di Kalianda, Selasa 18/2).
Ia menyatakan, pembangunan pasar tersebut merupakan usulan atau permintaan masyarakat sejak beberapa waktu lalu, dan selanjutnya pasar itu untuk masyarakat itu sendiri.
Karena itu, kata dia lagi, diharapkan semua pihak ikut memelihara dengan baik keberadaan pasar tersebut, dengan menjaga bangunannya, serta menjaga kebersihan dan sanitasi secara baik agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan sekitarnya.
Kepala Dinas Koperindag Lampung Selatan Sri Hartati menjelaskan bahwa pembangunan 12 pasar itu dilakukan secara bertahap sejak tahun 2010 sampai 2013 dengan ditopang pembiayaannya dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) bernilai total sekitar Rp36,5 miliar lebih termasuk untuk pembangunan dua resi gudang.
"Pembangunan pasar-pasar desa dan pasar pemda itu menelan dana sekitar Rp20,9 miliar, sedangkan pembangunan resi gudang Rp15,5 miliar," katanya lagi.
Dia menyebutkan, pasar-pasar itu tersebar di sejumlah desa, seperti Pasar Desa Kertosari, Pasar Desa Bumi Daya, Pasar Pemda Margodadi, Pasar Desa Sripendowo, Pasar Desa Branti Raya, Pasar Desa Sumber Agung, Pasar Desa Suka Raja, Pasar Desa Sukatani, Pasar Desa Bandar Rejo, Pasar Pemda Natar, dan pasar itu lainnya.
"Sampai saat ini Pemkab Lampung Selatan telah memiliki sekitar 57 pasar, 48 pasar desa, sembilan pasar pemda, dan dua resi gudang," ujarnya lagi.
Rycko juga berharap, masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik pasar tersebut, agar dapat menjadi salah satu pendorong peningkatan roda perekonomian masyarakat dengan fasilitas memadai, serta untuk dapat bersaing dengan pasar modern yang saat ini berkembang pesat.
Ia menjelaskan pula, pembangunan gedung sistem resi gudang (SRG) terletak di Desa Titiwangi Kecamatan Candipuro, dan Gudang Pusat Distribusi Regional (GPDR) dengan dana pembangunan dari DAK Kementerian Perdagangan.