Bandarlampung - Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung triwulan II-2013 diproyeksikan tumbuh sebesar 6,49 persen (year on year).
"PDRB itu dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas sektor pertanian karena adanya musim panen di bulan April 2013," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Andang Setyobudi di Bandarlampung, seperti dilansir Antara, Senin (8/7).
Ia mengatakan bahwa secara keseluruhan pada 2013, pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung diperkirakan tumbuh sebesar 6,53 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,48 persen (yoy).
Menurut dia, PDRB Provinsi Lampung pada triwulan I-2013 secara tahunan mengalami pertumbuhan sebesar 5,81% (year on year), melambat dibandingkan triwulan IV-2012 sebesar 7,40% (yoy).
"Melambatnya pertumbuhan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan di sektor pertanian, yang memberikan sumbangan terbesar pada pembentukan PDRB Lampung sebesar 37,15 persen," katanya.
Ia menyebutkan pertumbuhan sektor ini melambat dari 6,33 persen di triwulan IV-2012 menjadi 0,79 persen (yoy), yang dipengaruhi oleh bergesernya musim tanam komoditas tanaman pangan akibat pengaruh perubahan cuaca, sehingga berpengaruh pada musim panennya, yaitu di triwulan II-2013.
Ia menambahkan, pertumbuhan PDRB Lampung triwulan I-2013 terutama disumbang oleh pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar 1,34 persen, diikuti oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 1,21 persen, sektor industri pengolahan 1,18 persen dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 0,79 persen.
Sementara itu nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku di Provinsi Lampung mencapai Rp144,56 triliun, dan menempati peringkat 12 di Tanah Air.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, PDRB Lampung naik dua kali lipat dalam waktu lima tahun terakhir," kata Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said di Bandarlampung.
Ia mengatakan peranan sektor pertanian terhadap PDRB tercatat sebesar 35,92 persen, dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian proporsinya masih mendominasi struktur ketenagakerjaan yakni mencapai 48,31 persen.
"PDRB itu dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas sektor pertanian karena adanya musim panen di bulan April 2013," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Andang Setyobudi di Bandarlampung, seperti dilansir Antara, Senin (8/7).
Ia mengatakan bahwa secara keseluruhan pada 2013, pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung diperkirakan tumbuh sebesar 6,53 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,48 persen (yoy).
Menurut dia, PDRB Provinsi Lampung pada triwulan I-2013 secara tahunan mengalami pertumbuhan sebesar 5,81% (year on year), melambat dibandingkan triwulan IV-2012 sebesar 7,40% (yoy).
"Melambatnya pertumbuhan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan di sektor pertanian, yang memberikan sumbangan terbesar pada pembentukan PDRB Lampung sebesar 37,15 persen," katanya.
Ia menyebutkan pertumbuhan sektor ini melambat dari 6,33 persen di triwulan IV-2012 menjadi 0,79 persen (yoy), yang dipengaruhi oleh bergesernya musim tanam komoditas tanaman pangan akibat pengaruh perubahan cuaca, sehingga berpengaruh pada musim panennya, yaitu di triwulan II-2013.
Ia menambahkan, pertumbuhan PDRB Lampung triwulan I-2013 terutama disumbang oleh pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar 1,34 persen, diikuti oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 1,21 persen, sektor industri pengolahan 1,18 persen dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 0,79 persen.
Sementara itu nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku di Provinsi Lampung mencapai Rp144,56 triliun, dan menempati peringkat 12 di Tanah Air.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, PDRB Lampung naik dua kali lipat dalam waktu lima tahun terakhir," kata Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said di Bandarlampung.
Ia mengatakan peranan sektor pertanian terhadap PDRB tercatat sebesar 35,92 persen, dengan penduduk yang bekerja di sektor pertanian proporsinya masih mendominasi struktur ketenagakerjaan yakni mencapai 48,31 persen.