Bandarlampung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Daerah Lampung mendampingi warga di Kemiling Kota Bandarlampung, untuk mempertanyakan keberadaan operasional sebuah perusahaan pengolah air minum setempat yang ditengarai beroperasi tanpa izin yang diperlukan.
Menurut Hermansyah, Kepala Divisi Advokasi dan Jaringan Walhi Lampung, mendampingi Direktur Eksekutif, Bejoe Dewangga, di Bandarlampung, seperti dilansir Antara, Minggu (30/6), berkaitan agenda pendampingan warga Kemiling yang terkena dampak keberadaan perusahaan pengolah air bersih itu, siap membeberkannya kepada publik.
Walhi Lampung pada Minggu siang ini menggelar konferensi pers yang menghadirkan masyarakat Kemiling yang mempertanyakan PT Handali Heigen, perusahaan air minum di tempat mereka.
Hermansyah menjelaskan, kasus ini mulai mencuat dan disoal warga dari bulan Februari 2013 namun sampai saat ini belum ada kejelasan penanganannya oleh pihak berwenang.
Upaya yang telah di lakukan, kata dia, di antaranya menggelar pertemuan (hearing) di kantor Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandarlampung dan BPLH Provinsi Lampung yang telah menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak berizin, termasuk ketiadaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) maupun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Warga setempat juga telah melakukan aksi damai di lokasi dengan pemasangan spanduk berisikan penolakan atas keberadaan perusahaan tersebut.
Masyarakat juga telah menyurati Wali Kota Bandarlampung Herman HN untuk mempertanyakan keabsahan surat izin yang dikeluarkan, mengingat masyarakat setempat justru menyatakan tidak pernah menandatangani sosialisasi atau persetujuan atas keberadaan perusahaan air minum itu.
Hermansyah menegaskan bahwa pihaknya mendampingi warga Kemiling itu untuk membantu masyarakat setempat, sehingga permasalahan yang dihadapi ini dapat segera teratasi dan cepat dituntaskan oleh pihak berwenang sebagaimana mestinya.