Labuhan Maringgai, - Nelayan di Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur, Lampung, terpaksa tak melaut akibat cuaca buruk berupa angin kencang di perairan tersebut sejak beberapa hari terakhir.
Angin kencang dan ombak tinggi dapat berlangsung dua hingga tiga hari sehingga nelayan harus bersabar menunggu untuk melaut sampai angin kencang reda," kata Ahmad Zainudin, nelayan Kuala Penet Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa cuaca buruk itu terjadi setiap tahun, dimulai pada Juni hingga November, akibatnya nelayan tidak melaut sehingga berpengaruh terhadap pendapatan mereka yang berkurang.
Namun demikian, menurut dia, nelayan telah mengetahui kondisi musim angin timur tersebut, sehingga mereka untuk sementara tak melaut.
Harga ikan menurutnya, juga bertahan seperti ikan kerisi, belerang mencapai Rp8.000 per kilogram, ikan kembung Rp20.000/kg, ikan pari burung Rp12.000/kg.
Pada musim angin kencang ini harga udang bertahan tinggi, yakni untuk udang dogol Rp42.000/kg, udang kosok Rp30.000/kg, dan udang peci Rp50.000/kg.
Musim angin timur ini juga berpengaruh terhadap pasokan ikan ke daerah lain di Lampung maupun Jakarta yang turun hingga 70 persen.
"Kami biasanya pada musim ikan bisa memasok dua hingga tiga ton ikan per hari untuk memenuhi kebutuhan daerah lain seperti Lampung Tengah, Kota Bumi, Bandar Jaya," kata Kohar, pengepul ikan di Kuala Penet, Labuhan Maringgai.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta dan sekitarnya dijual melalui Muara Angke dan Muara Baru. Sekarang pengepul hanya bisa mengumpulkan dari nelayan sebanyak empat hingga lima kwintal per hari, tambahnya.
Angin kencang dan ombak tinggi dapat berlangsung dua hingga tiga hari sehingga nelayan harus bersabar menunggu untuk melaut sampai angin kencang reda," kata Ahmad Zainudin, nelayan Kuala Penet Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa cuaca buruk itu terjadi setiap tahun, dimulai pada Juni hingga November, akibatnya nelayan tidak melaut sehingga berpengaruh terhadap pendapatan mereka yang berkurang.
Namun demikian, menurut dia, nelayan telah mengetahui kondisi musim angin timur tersebut, sehingga mereka untuk sementara tak melaut.
Harga ikan menurutnya, juga bertahan seperti ikan kerisi, belerang mencapai Rp8.000 per kilogram, ikan kembung Rp20.000/kg, ikan pari burung Rp12.000/kg.
Pada musim angin kencang ini harga udang bertahan tinggi, yakni untuk udang dogol Rp42.000/kg, udang kosok Rp30.000/kg, dan udang peci Rp50.000/kg.
Musim angin timur ini juga berpengaruh terhadap pasokan ikan ke daerah lain di Lampung maupun Jakarta yang turun hingga 70 persen.
"Kami biasanya pada musim ikan bisa memasok dua hingga tiga ton ikan per hari untuk memenuhi kebutuhan daerah lain seperti Lampung Tengah, Kota Bumi, Bandar Jaya," kata Kohar, pengepul ikan di Kuala Penet, Labuhan Maringgai.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta dan sekitarnya dijual melalui Muara Angke dan Muara Baru. Sekarang pengepul hanya bisa mengumpulkan dari nelayan sebanyak empat hingga lima kwintal per hari, tambahnya.