Bandarlampung, - Masyarakat di Kota Bandarlampung menghadapi tiga tantangan yakni perubahan pola cuaca, tidak adanya penghematan keuangan, dan ketiadaan sistem pengelolaan sampah, kata Humas Mercy Corps Indonesia Stella Yovita Arya Puteri.
Menurut Stella, di Bandarlampung, Rabu, pihaknya akan menggelar "Kajian Trash to Cash" yang dirancang secara strategis dalam rangka mengatasi tiga tantangan utama yang dihadapi masyarakat Kota Bandarlampung.
Dia menyebutkan tantangan pertama masyarakat Bandarlampung adalah perubahan pola cuaca yang membahayakan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada laut dan sumber daya alam lainnya.
"Kedua, tidak adanya penghematan keuangan yang memungkinkan masyarakat miskin dan rentan untuk mengatasi tantangan masa depan, dan ketiga, tidak adanya sistem pengelolaan sampah sehingga menambah risiko banjir dan memperburuk kebersihan lingkungan," ujarnya lagi.
Berdasarkan hasil "Kajian Kerentanan Kota Bandarlampung pada 2010" yang dilakukan Mercy Corps Indonesia dengan Pemerintah Kota Bandarlampung, banjir merupakan salah satu dampak perubahan iklim yang sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Bandarlampung.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi dan tidak menentu sepanjang tahun menjadi penyebab terjadi bencana banjir.
Mengacu pada dokumen Rencana Induk Studi dan Model Pengelolaan Sampah Terpadu dalam Upaya Penanggulangan Kerentanan terhadap Perubahan Iklim di Kota Bandarlampung tahun 2010, sektor sampah seperti penumpukan sampah di saluran drainase atau jalur air lainnya cukup memberikan kontribusi dalam memperparah banjir yang terjadi.
Selain itu, kata dia, sistem manajemen sampah dan kultur masyarakat yang kurang baik menjadi penyebab banjir yang utama.
"Karena itu, Mercy Corps Indonesia bekerja sama dengan The Rockefeller Foundation melalui program Jejaring Ketahanan Kota-Kota di Asia atau ACCCRN melaksanakan kegiatan yang bertujuan mengkaji kelayakan finansial, sosial, dan membangun operasional manajemen limbah melalui Bank Sampah untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan Kota Bandarlampung," katanya lagi.
Kegiatan bertajuk "Kajian Trash to Cash" tersebut akan digelar Mercy Corps Indonesia pada Jumat (26/9), pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB di Grand Emerald Ballrom Hotel Emersia Bandarlampung.
Narasumber pada kegiatan itu adalah Yuli Rachmawati Koordinator Program Trash to Cash ACCCRN Mercy Corps Indonesia, Drs A Budiman PM MM Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandarlampung, dan Bambang Suwerda SST MSi Ketua Pioneer Bank Sampah Gemah Ripah Bantul Yogyakarta.
Menurut Stella, di Bandarlampung, Rabu, pihaknya akan menggelar "Kajian Trash to Cash" yang dirancang secara strategis dalam rangka mengatasi tiga tantangan utama yang dihadapi masyarakat Kota Bandarlampung.
Dia menyebutkan tantangan pertama masyarakat Bandarlampung adalah perubahan pola cuaca yang membahayakan mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada laut dan sumber daya alam lainnya.
"Kedua, tidak adanya penghematan keuangan yang memungkinkan masyarakat miskin dan rentan untuk mengatasi tantangan masa depan, dan ketiga, tidak adanya sistem pengelolaan sampah sehingga menambah risiko banjir dan memperburuk kebersihan lingkungan," ujarnya lagi.
Berdasarkan hasil "Kajian Kerentanan Kota Bandarlampung pada 2010" yang dilakukan Mercy Corps Indonesia dengan Pemerintah Kota Bandarlampung, banjir merupakan salah satu dampak perubahan iklim yang sangat dirasakan oleh masyarakat Kota Bandarlampung.
Menurutnya, curah hujan yang tinggi dan tidak menentu sepanjang tahun menjadi penyebab terjadi bencana banjir.
Mengacu pada dokumen Rencana Induk Studi dan Model Pengelolaan Sampah Terpadu dalam Upaya Penanggulangan Kerentanan terhadap Perubahan Iklim di Kota Bandarlampung tahun 2010, sektor sampah seperti penumpukan sampah di saluran drainase atau jalur air lainnya cukup memberikan kontribusi dalam memperparah banjir yang terjadi.
Selain itu, kata dia, sistem manajemen sampah dan kultur masyarakat yang kurang baik menjadi penyebab banjir yang utama.
"Karena itu, Mercy Corps Indonesia bekerja sama dengan The Rockefeller Foundation melalui program Jejaring Ketahanan Kota-Kota di Asia atau ACCCRN melaksanakan kegiatan yang bertujuan mengkaji kelayakan finansial, sosial, dan membangun operasional manajemen limbah melalui Bank Sampah untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan Kota Bandarlampung," katanya lagi.
Kegiatan bertajuk "Kajian Trash to Cash" tersebut akan digelar Mercy Corps Indonesia pada Jumat (26/9), pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB di Grand Emerald Ballrom Hotel Emersia Bandarlampung.
Narasumber pada kegiatan itu adalah Yuli Rachmawati Koordinator Program Trash to Cash ACCCRN Mercy Corps Indonesia, Drs A Budiman PM MM Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandarlampung, dan Bambang Suwerda SST MSi Ketua Pioneer Bank Sampah Gemah Ripah Bantul Yogyakarta.